Kekuatan Gaib dan Pembuatan Keris Pusaka Jawa
Kekuatan Non-Fisik (Kekuatan Gaib) Keris Pusaka Jawa
Senjata tajam tradisional yang sangat popular bagi orang Jawa adalah keris. Bagi orang jawa khususnya, keris merupakan sebuah benda pusaka yang telah diakui memiliki kekuatan tertentu. Kekuatan fisik dan kekuatan non-fisik.
Kekuatan fisik dari sebuah keris yaitu mampu menahan beban tekan, tekuk (bending), beban kejut, beban impak dan beban puntir.
Kekuatan fisik ini diperoleh karena sebuah keris diciptakan dari material pilihan dan mengaplikasikan perlakuan pemanasan (heat treatment) yang baik.
Bentuk material pilihan adalah material penyusun benda pusaka ini mayoritas berasal dari benda angkasa luar yang jatuh ke permukaan bumi yang disebut dengan meteor.
Mengapa nenek moyang kita dahulu dalam membuat sebuah keris dipilih dari bahan meteor?
Telah kita ketahui bersama bahwa meteor adalah benda langit baik itu bintang, planet maupun satelit yang jatuh ke permukaan bumi yang dalam proses perjalanannya mengalami gesekan antara body benda langit dengan udara yang ada disekitarnya.
Semakin lama waktu yang dibutuhkan meteor untuk menuju ke bumi akan semakin bertambah kecepatannya, karena kecepatan jatuh meteor berbanding lurus dengan gaya gravitasi bumi.
Akibat kecepatan yang sangat tinggi ini mengakibatkan gaya gesek antara permukaan meteor dengan udara sekitar mengalami peningkatan juga. Sedangkan efek dari kedua benda yang mengalami gesekan adalah timbulnya kenaikan temperatur yang sebanding dengan besar gaya gesek yang diterimanya.
Gaya gesek antara permukaan meteor dengan udara sekitar sangat tinggi sehingga permukaan meteor akan terbakar dengan temperatur yang semakin meningkat.
Maka sangatlah tepat sekali apabila benda langit ini dipergunakan sebagai material dasar untuk membuat sebuah benda pusaka berupa keris.
Kekuatan dari sebuah keris tidak hanya berasal dari kekuatan fisik saja namun ada kekuatan non-fisik yang memperkuat kekuatan fisik dari sebuah keris.
Kekuatan fisik dari sebuah keris berasal dari kekuatan material penyusun keris tersebut.
Sedangkan kekuatan nan-fisik dari sebuah keris tidaklah benar kalau penyebabnya adalah material penyusun benda pusaka meskipun berasal dari langit sekalipun. Akan tetapi lebih dimungkinkan adanya mahluk gaib yang bersarang di dakam pusaka keris tersebut.
Mahluk gaib (dikenal dengan nama jin) tersebut berada pada dimensi imajiner sehingga bagi orang-orang tertentu (yang dapat memasuki dimensi imajiner) dapat melihatnya.
Mahluk inilah yang mempengaruhi kekuatan sebuah keris yang tidak bergantung pada jenis material yang diaplikasikan. Dengan kekuatan tersebut maka sebuah keris mampu untuk mempengaruhi emosional si pemilik/pemegang keris tersebut, seperti menjadi lebih pemberani.
Kekuatan non-fisik sebuah keris dapat juga berupa keris dapat bergetar sendiri apabila ada seorang atau hewan buas yang siap untuk menikam pemegang keris pusaka tersebut. Maka setiap keris yang diyakini memiliki kekuatan non-fisik pasti dilakukan ritual-ritual khusus terutama setiap Bulan Suro.
Ritual-ritual tersebut merupakan salah satu komunikasi antara keris pusaka dan mahluk berdimensi imajiner dengan perantara pemilik keris.
Sehingga dengan dilakukannya ritual tersebut sebenarnya akan menambah kekuatan non-fisik sebuah benda pusaka berupa keris tersebut.
Cara Pembuatan Keris Pusaka Jawa
Senjata paling awal dikenal oleh masyarakat Bangsa Indonesia terutama Jawa setelah bambu runcing adalah keris. Keris merupakan sebuah senjata tajam yang terbuat dari bahan paduan (alloy) logam pilihan dari jenis tertentu yang menyimpan sejuta nilai histories yang tinggi.
Melihat sejarah Bangsa Indonesia bahwa keris terbukti mampu mengalahkan senjata api (senjata modern waktu itu).
Ini merupakan satu bukti bahwa sebuah keris memiliki kekuatan yang tidak dapat diremehkan begitu saja.
Kalau masih ada yang beranggapan bahwa senjata keris merupakan senjata masa lampau yang sangat lemah kekuatannya itu merupakan persepsi yang tidak benar.
Senjata tajam sekarang seperti pedang, tombak, pisau, golok, dan banyak lagi tidaklah sama dengan keris dalam hal kekuatan dan keampuhannya.
Perbedaannya sangat jauh sekali, mulai dari bahan dasarnya sampai dengan proses pembuatannya.
Hal ini disebabkan karena pemilihan bahan (material), proses pembuatan dan perlakuan (heat treatment) yang jauh berbeda.
Penelitian tentang kekuatan sebuah keris sudah banyak dilakukan yang menunjukkan adanya keunikan pada struktur mikronya.
Dan inilah yang ternyata menjadikan kekuatan sebuah keris sangat luar biasa.
Kekuatan dari senjata tajam berupa keris ini adalah mampu menahan beban tekan yang tinggi, beban puntir yang tinggi, beban tekuk (bending) yang tinggi, beban momen yang tinggi.
Dengan kata lain sebuah keris ternyata mampu untuk menahan dari semua jenis pembebanan.
Senjata tajam sekarang apakah ada yang sudah dapat memenuhi semua pembebanan tersebut diatas?
Senjata tajam sekarang belum ada yang mampu membandingi atau melebihi kekuatan keris pusaka.
Ini merupakan suatu pertanyaan besar mengapa senjata sekarang belum mampu menyamai atau bahkan melebihi kekuatan senjata keris.
Rahasianya terletak pada proses pembuatannya.
Sebenarnya material dasar dari keris juga sangat menentukan kekuatan dari keris tersebut.
Namun proses pembuatan juga sangat berpengaruh terhadap kekuatan sebuah keris bahkan lebih signifikan dari pada material dasarnya.
Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan hasil bahwa cara membuat keris menurut empu zaman dahulu yaitu dengan cara bahan baku pembuat keris dari bentuk batangan dipipihkan terlebih dahulu, lalu dilipat-lipat seperti halnya melipat selembar kertas.
Semakin banyak menggunakann lipatan maka kekuatan sebuah keris akan semakin tinggi.
Jadi semakin tinggi kekuatan sebuah keris berarti dibutuhkan lebih banyak lipatan.
Proses pembuatan lipatan sebanding dengan waktu (lama pembuatan).
Semakin banyak lipatan otomatis akan memakan banyak waktu untuk mengerjakannya.
Makanya pada zaman dahulu oleh seorang empu dalam pembuatan sebuah keris saja dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun yang disesuaikan dengan kekuatan sebuah senjata keris yang ingin diciptakan.
Proses pembuatan sebuah keris secara garis besar adalah sebagai berikut: dari material dasar berupa logam dengan berbagai paduan seperti baja dan juga bahan meteor dipanasi sampai suhu austenisasi.
Penentuan suhu austenisai ini sangat tergantung pada kandungan Carbon yang terdapat pada material dasar tersebut.
Setelah mencapai suhu austenisasi bahan keris dipipihkan dengan cara dipukul berkali-kali sampai permukaannya tipis dan datar.
Lalu bahan tersebut dilipat menjadi dua bagian dan dipipihkan sampai tipis dan datar lagi dengan cara dipanaskan terlebih dahulu.
Proses ini dilakukan berulang-ulang sebanyak mungkin tergantung seberapa kuat keris yang ingin diciptakan.
Semakin banyak jumlah lipatan yang dilakukan maka kekuatan sebuah keris akan semakin baik.
Dengan menggunakan metode lipatan-lipatan tersebut ternyata menjadikan sebuah keris akan mampu menahan pembebanan dari semua jenis pembebanan yang tidak dimiliki oleh senjata tajam masa kini.
Apabila dibandingkan dengan senjata tajam masa kini, keris yang di buat oleh empu zaman dahulu jauh lebih tinggi dalam hal kekuatan dan keampuhannya.
Proses Pembuatan Keris (Versi Empu Zaman Dahulu)
Keris merupakan sebuah senjata tajam yang terbuat dari paduan (alloy) logam pilihan jenis tertentu yang menyimpan sejuta nilai histories yang tinggi. Melihat sejarah Bangsa Indonesia bahwa keris terbukti mampu mengalahkan senjata api (senjata modern waktu itu). Ini merupakan satu bukti bahwa sebuah keris memiliki kekuatan yang tidak dapat diremehkan begitu saja. Kalau masih ada yang beranggapan bahwa senjata keris merupakan senjata masa lampau yang sangat lemah kekuatannya itu merupakan persepsi yang tidak benar.
Senjata tajam sekarang seperti pedang, tombak, pisau, golok, dan banyak lagi tidaklah sama dengan keris dalam hal kekuatan dan keampuhannya. Perbedaannya sangat jauh sekali, mulai dari komposisi kimia yang terkandung sampai dengan struktur mikro penyusunnya. Hal ini disebabkan karena pemilihan material, proses pembuatan dan perlakuan (heat treatment) yang jauh berbeda.
Penelitian tentang kekuatan sebuah keris sudah banyak dilakukan yang menunjukkan adanya keunikan dalam struktur mikro. Dan inilah yang ternyata menjadikan kekuatan sebuah keris sangat luar biasa. Kekuatan dari senjata tajam berupa keris ini adalah mampu menahan beban tekan yang tinggi, beban puntir yang tinggi, beban tekuk (bending) yang tinggi, beban momen yang tinggi. Dengan kata lain sebuah keris ternyata mampu untuk menahan dari semua jenis pembebanan.
Senjata tajam sekarang apakah ada yang sudah dapat memenuhi semua pembebanan tersebut diatas? Senjata tajam sekarang belum ada yang mampu membandingi atau melebihi kekuatan keris pusaka. Ini merupakan suatu pertanyaan besar mengapa senjata sekarang belum mampu menyamai atau bahkan melebihi kekuatan senjata keris.
Rahasianya terletak pada proses pembuatannya. Sebenarnya material dasar dari keris juga sangat menentukan kekuatan dari keris tersebut. Namun proses pembuatan juga sangat berpengaruh terhadap kekuatan sebuah keris bahkan lebih signifikan dari pada material dasarnya.
Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan hasil bahwa cara membuat keris menurut empu zaman dahulu yaitu dengan cara bahan baku pembuat keris dari bentuk batangan dipipihkan terlebih dahulu, lalu dilipat-lipat seperti halnya melipat selembar kertas. Semakin banyak menggunakann lipatan maka kekuatan sebuah keris akan semakin tinggi. Jadi semakin tinggi kekuatan sebuah keris berarti dibutuhkan lebih banyak lipatan.
Proses pembuatan lipatan sebanding dengan waktu (lama pembuatan). Semakin banyak lipatan otomatis akan memakan banyak waktu untuk mengerjakannya. Makanya pada zaman dahulu dalam pembuatan sebuah keris saja dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun yang disesuaikan dengan kekuatan sebuah senjata keris yang ingin diciptakan.
Proses pembuatan sebuah keris secara garis besar adalah sebagai berikut: dari material dasar berupa logam dengan berbagai paduan seperti baja dan juga bahan meteor dipanasi sampai suhu austenisasi. Penentuan suhu austenisai ini sangat tergantung pada kandungan Carbon yang terdapat pada material dasar tersebut.
Setelah mencapai suhu austenisasi bahan keris dipipihkan dengan cara dipukul berkali-kali sampai permukaannya tipis dan datar. Lalu bahan tersebut dilipat menjadi dua bagian dan dipipihkan sampai tipis dan datar lagi dengan cara dipanaskan terlebih dahulu. Proses ini dilakukan berulang-ulang sebanyak mungkin tergantung seberapa kuat keris yang ingin diciptakan. Semakin banyak jumlah lipatan yang dilakukan maka kekuatan sebuah keris akan semakin baik.
Dengan menggunakan metode lipatan-lipatan tersebutlah yang ternyata menjadikan sebuah keris akan mampu menahan pembebanan dari semua jenis pembebanan yang tidak dimiliki oleh senjata tajam masa kini.
sumber: bloggeramin.wordpress.com/Muh Amin